Raja Fir’aun
oleh Ahmad Sarwat.
Al-Quran dalam beberapa ayat berbeda memuat kisah Firaun. Dikesankan bahwa Firaun itu penguasa yang zalim dan menindas rakyatnya.
Padahal yang lebih tepat Firaun itu menindas Bani Israil yang dianggap sebagai pendatang haram non pribumi.
Firaun itu memang rasis karena melakukan genosida atas Bani Israil. Konon dia khawatir negeri Mesir akan dikuasai oleh bangsa-bangsa Israel.
Jalan tengah yang diberikan Allah atas konflik dua bangsa ini adalah yang waras kudu ngalah.
Maka Allah SWT utus Nabi Musa ke tengah bangsa Israel agar mau pulang kampung ke negeri leluhur. Biar tidak ada lagi kekejaman yang dilakukan Firaun kepada mereka.
Perhatikan bahwa Musa tidak diperintahkan Allah untuk menumbangkan Firaun. Tapi diperintahkan untuk keluar dari Mesir, hijrah, Exodus, prinsipnya itu tadi : yang waras ngalah.
Misi utama Nabi Musa untuk mengurus bangsa Israel dan bukan bagaimana mengajak Firaun menjadi bagian dari umat Nabi Musa. Soalnya tiap bangsa itu sudah ada nabinya sendiri-sendiri.
Dan mengurus bangsa Israel itu tidak mudah, makanya Nabi Musa sendiri yang minta kepada Allah agar saudaranya dijadikan nabi sebagaimana dirinya yaitu Nabi Harun.
Kalau pun Allah memerintahkan Musa menemui Firaun, sekedar untuk mengingatkan kelakuannya yang melampaui batas terhadap Bani Israel.
Lagian secara pribadi Firaun dan Musa memang saling kenal. Nabi Musa sejak kecil memang dipelihara di istana Fir’aun. Jadi sudah kayak bapak dan anak saja.
Wajarlah kalau Musa dikasih job tambahan yaitu mengingatkan Firaun atas sikapnya yang thagha (طغى) alias melampaui batas.
Dan ketika Firaun menolak, Nabi Musa pun pergi begitu saja mengajak Bani Israel keluar dari Mesir. Seharusnya selesai tuh urusan.
Tapi memang dasar Firaun, pakai acara nguber-nguber Musa segala. Apa urusannya coba? Akhirnya malah mati kelelep di Laut Merah. Rasain sendiri lah.
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir´aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir´aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. Yunus : 90)
***
Tapi kisah Musa belum selesai dengan matinya Firaun. Karena setelah menyeberang ke gurun Sinai, justru disitulah masalah internal Bani Israil dimulai.
Mulailah ada Samiri yang mengajak mereka menyembah patung anak sapi dari emas. Dan dihukumlah Bani Israel sehingga tersesat selama 40 tahun.
Konon bahkan Nabi Musa dan Harun pun wafat di masa tersesat di gurun. Keduanya tidak pernah sampai ke negeri leluhur, begitu juga mereka yang berangkat bareng.
Yang sampai ke negeri leluhur konon adalah anak cucu mereka yang lahir di perjalanan. Bayangkan mereka tersesat sampai 40 tahun. Lama banget itu sih.
Terus Firaun gimana nasibnya?
Firaun sudah jadi bangkai di laut sampai akhirnya ditemukan. Kini jasadnya dipamerin di moseum national Mesir.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus : 92)
[]