Nomor Surat dan Ayat
oleh Ahmad Sarwat.
Al-Quran yang turun ke muka bumi dibawa oleh Malaikat Jibril alaihissalam sejatinya berupa ucapan dan perkataan, bukan dalam bentuk teks atau tulisan.
Penulisan Al-Quran dilakukan oleh tangan para shahabat ridwanullahia ‘alaihim, tentunya atas perintah Nabi SAW dan juga atas supervisi Beliau SAW juga. Dari sanalah para ulama sepakat bahwa jenis dan bentuk teknis penulisan huruf-huruf Al-Quran berstatus tawqifi, bukan ijtihadi.
Walaupun ketika sudah jadi mushaf di tangan kita di masa modern ini sebenarnya tidak lagi 100% tauqifi. Sebab ada banyak juga perubahan yang terjadi. Mulai dari bentuk huruf bergaya kufi menjadi naskhi, selain juga tambahan tanda baca seperti juga harakat fathah, kasrah, dhammah, sukun, tasydid dan tanwin.
Dan satu lagi yang juga merupakan tambahan adalah nomor ayat. Oleh karena itulah hitungan berapa jumlah nomor ayat Al-Quran tidak pernah klop di tengah para ulama.
Kalau yang paling populer dan masyhur adalah 6.236 ayat. Setidaknya mushaf yang beredar di tengah kita ini, baik cetakan Madinah atau cetakan lokal, semua punya nomor ayat yang sama.
Namun di balik itu ada banyak versi lain yang berbeda. Bahkan Syeikh Nawawi Al-Bantani sempat menyebut bahwa jumlah nomor ayat itu adalah angka cantik yaitu 6.666 ayat.
Dr. Wahbah Az-Zuhaili juga menyebut angka yang sama.
Seandainya nomor ayat itu bersifat tauqifi, maka tidak akan ada perbedaan pendapat tentang jumlah ayat Al-Quran.
Bahkan sekedar nomor ayat dalam surat Al-Fatihah pun para ulama berbeda pendapat, meski ada hadits shahih yang menyatakan 7 ayat. Tapi ketika menetapkan ayat nomor satu, sebagian mengatakan bismilillahirrahmanirrahin, namun yang lain bilang alhamdulillahirabbil ‘alamin.
Jadi nomor-nomor ayat itu memang sepenuh hasil ijtihad. Dan karena hasil ijtihad, sangat dimungkinkan terjadinya perbedaan pandangan ulama dalam menentukannya.
* * *
Zaman masih SMA dulu, kajian yang saya ikuti banyak sekali mengutip ayat Al-Quran. Namun alih-alih membunyikannya, yang lebih banyak digunakan adalah bermain-main dengan nomor ayat dan juga nomor surat.
Misalnya, kalau mau bicara tentang wajibnya wanita pakai Jilbab, maka tinggal tampilkan kode unik yaitu 33:59 dan 24:31. Maksudnya 33 itu adalah surat ke-33 Al-Ahzab ayat 59, satunya lagi surat ke-24 A-Nur ayat 31.
Kalau mau menghantam orang tidak berhukum Islam, biasanya pakai kode unik : 5:44, 5:45 dan 5:47. Itu maksudnya surat ke-5 yaitu Al-Maidah ayat 44, 45 dan 47. Tiga ayat itu menampilkan kafir, fasik dan zalim bagi mereka yang tidak menggunakan hukum Allah.
Serunya, nomor-nomor ayat itu nyaris saya hafal luar kepala, karena memang dilatihnya menghafal nomor-nomor dikaitkan dengan tema yang dinginkan. Yang tertulis di white-board memang coretan kode angka-angka itu.
Lucunya lagi, seringnya teks ayat dalam bahasa Arab sama sekali tidak dibaca,. Yang dibaca kebanyakan hanya terjemahannya saja. Setelah itu penjelasannya seperti mengarang bebas, tanpa membuka kitab tafsir satu pun. Seolah yang mengajar itu sudah pakar ilmu tafsir macam Syeikh Mutawalli Sya’rawi.
Wajar kalau saya dulu sempat menyebut bedah dan otak-atik nomor ayat Al-Quran itu sebagai : “Tadabbur Al-Quran”.
Kalau ingat masa itu kok jadi senyum-senyum sendiri. Kok bisa gitu sih.
[]