MBS
oleh Ahmad Sarwat.
Meski saya lulusan kampus Saudi, tapi tidak otomatis jadi pendukung semua kebijakan kerajaan itu dalam segala halnya.
Setidaknya saya bersikap objektif saja. Kalau ada yang bagus harus diakui, sebaliknya kalau ada kurangnya tentu dimaklumi.
Ngomong-ngomong, dua ulama besar pendiri NU dan Muhammadiyah juga lulusan dari Saudi. KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan menimba ilmu agama di Mekkah.
Memang ketika itu Saudi masih dipimpin oleh tokoh pemimpin yang netral dan mengakui semua Mazhab. Tidak berat sebelah hanya membela keyakinannya sendiri.
Makanya meski jebolan Saudi, keduanya justru tetap bermazhab Syafi’i tulen. Tidak lantas jadi Wahabi.
Dan nampaknya saat ini di tangan Muhammad Bin Salman, angin perubahan mulai terasa. Saudi Arabia sudah tidak lagi berpaham Wahabi, atau setidaknya begitu lah arahnya.
Paham Wahabi mungkin tetap masih ada, tapi ke depan sudah tidak lagi mendominasi. Pasti pengikutnya masih tersisa, meski terbatas pada kaum tua, yang masih bernostalgia dengan masa lalu.
Atau sisa-sisa kadernya boleh jadi masih berserakan dimana-mana. Tapi seiring berjalannya waktu, memang selalu akan terjadi dinamika.
Kita patut pahami kalau ada saja kalangan yang susah move-on. Biasa lah itu, dimana-mana juga begitu.
Untuk itu sebagai kenang-kenangan, saya sedikit bikin tulisan.
https://rumahfiqih.com/pdf/360