Ungkapan seorang pencinta…..
- Al Muhibbun adalah orang yang memilih untuk mencintai Allah melebihi segala sesuatu selain Allah
- Al Arifun adalah orang yang senantiasa memandang Allah ketika berhadapan dengan apapun
- Al Washilun adalah orang yang pikiran dan hatinya tidak terisi oleh apapun selain keagungan dan keindahan Allah
Saya tidak berani naik langsung kepada Al Washilun, saya ingin menilik tingkat terendah yang ada, yaitu Al Muhibbun. Hati seorang Muhibbun seperti apakah yang pantas menyebabkan mereka menjadi kekasih Allah ?
Dan siapakah gerangan yang ketulusan cintanya pada Tuhan melebihi ketulusan cinta seluruh manusia pada masanya hingga sekarang ? Tokoh demi tokoh berlalu, sampai kepada seorang legenda, Rabi’ah Al Adawiyah, yang ungkapan-ungkapannya begitu mencerminkan kecintaannya kepada Tuhan :
Ungkapan 1 :
Kekasihku, tiada kekasih yang dapat menggantikan-Nya
Dalam kalbuku, tidak ada tempat bagi yang lainnya
Kasihku, gaib Ia dari mata dan sosok diriku
Tapi dalam jiwaku
Ia sama sekali tak pernah sirna
Ungkapan 2:
Antara pecinta dan Kekasihnya (Allah)
tidak ada antara.
Ia bicara dari rindu.
Ia mendamba dari rasa.
Ungkapan 3:
Ketika ditanya apakah ia membenci setan ? Ia menjawab, “Aku mencintai Tuhan, tetapi aku tidak membenci setan. Cintaku bagi Tuhan, tidak menyisakan ruang sekecil apapun dihatiku untuk mencintai atau membenci selain-Nya.”
Demikianlah, legenda besar itu adalah hikayat-hikayat tentang bintang-bintang yang bercahaya terang, yang bermunculan, yang berkedap kedip dari kejauhan ditengah suasana temaram, khusus bagi mata-mata yang selalu tajam dan waspada
Sinar-sinar yang cahayanya muncul dari langit, menembus rumah-rumah dan majelis-majelis kemudian menyala di sana. Cahaya mereka bagai lilin yang bercabang-cabang memberikan cahaya terang benderang selama ratusan tahun.
Semoga Allah memberikan kesempatan bagiku untuk meneladani mereka. Untuk bisa menikmati beribadah di panas siang paling terik, dan untuk menikmati berwudhu di dingin malam paling gigil. Amin