Nasehat awan kepada seorang hamba
Muhammad Ibn Manshur ath-Thusi (166-254H) berkisah :
Saat itu aku sedang melaksanakan tawaf ketika ku lihat seorang laki-laki tawaf sambil menangis dalam doa, “Ya Allah, berikanlah kepadaku barang hilangku ?”
“Anda kehilangan barang apa ?” tanyaku padanya.
Laki-laki itu menjelaskan duduk permasalahannya, “Dulu, aku memiliki kehidupan yang sejahtera bersama barang itu dan aku sangat menyukai kehidupan demikian. Hingga pada suatu hari saat berada di pedalaman gurun aku merasa kehausan dan tanpa sadar aku mengucap seperti layaknya ucapan orang idiot : ‘Udara musin panas sangat panas sementara aku di di pedalaman gurun, lalu dari mana aku minum ? Akankah aku mati binasa ?”
Tiba-tiba saja datang awan mendung mencurahkan hutan lebat, sampai-sampai diriku hampir tenggelam. Saat hujan mereka, tak kutemukan lagi kehidupan indah itu, tetapi ia telah digantikan dengan sampah.”
(Syaikh al-Islam menjelaskan:)
Laki-laki itu diganjar siksa oleh Allah. Seolah-olah awan mendung itu berkata kepadanya : “Apakah Anda tidak tahu, kekuasaan-Nya sama saja, baik di musim dingin maupun di musim panas ?”