Siapa bilang mereka tidak dihukum…..
Seperti kebiasannya kami selepas kerja, kami berkumpul di ruang keluarga. Anakku seperti biasa minta “ucang angge”. Selesai ucang angge, ciuman sayang khas yang kudaratkan di pipinya. Di tengah kesibukan anakku menahan ciumanku kepadanya, anakku tiba-tiba mendengar kata yang khas, di TV, yaitu “koruptor”.
Tiba-tiba anakku bertanya, “Abi, koruptor kan sama dengan pencuri ya ?” Koq hukuman mereka berbeda dengan ara rampok, copet dan jenis pencuri lain sih ? Emang mereka ngak takut dihukum sama pak polisi dan dihukum sama Allah ya ?”
Waduh, saya belepotan juga diberondong pertanyaan yang bertubi-tubi seperti itu. Pertanyaan mana yang harus dijawab duluan juga tidak jelas juntrungannya, karena semuanya berkaitan. Tapi aku tak boleh membiarkan anakku berada dalam pertanyaan yang tidak terjawab bukan ?
”Anakku, hukum yang ada di dunia adalah hukum yang hanya dapat menghukumi secara lahiriah saja. Tindakan kejahatan apapun tidak bisa dihukum jika tidak ada bukti atau jika secara sengaja buktinya dihilangkan. Sementara sedemikian banyak tindak kejahatan yang sulit untuk dibuktikan.Tapi jangan khawatir anakku, untuk hal-hal hukum yang tidak selesai di dunia, maka engkau dapat menuntutnya di akhirat.”
Anakku menjawab lagi (belum mengerti dia), ”Tapi Abi, koruptor kan merugikannya di dunia, kalau diadili di akhirat kan kelamaan…….”
Ah anakku tergugah rasa keadilannya……
Ku angkat dan ku dudukkan anakku dipangkuanku, sambil berbisik di telinganya.”Begini anakku, Balasan Allah bagi orang yang menyakiti orang lain, tidak selalu ditampakkan di dunia. Allah tidak mau menjadikan dunia sebagai tempat hukuman-musuh-musuh-Nya, karena umur dunia sangat pendek. Saking pendeknya sehingga tak sanggup menyamai panjang dan besarnya siksa yang akan ditimpakan kepadanya.
Pun demikian, sebagaimana pula Allah tidak mau menjadikan dunia sebagai tempat pemberian anugerah dan ganjaran bagi para kekasihnya, karena pendeknya umur dunia tak sanggup menampung besarnya seluruh anugerah yang akan diberikan kepada hamba pilihan-Nya.
Sekalipun ada hukuman yang disegerakan di dunia kepada seseorang yang menyakiti orang lain, maka bentuknya bisa berupa hati yang keras, pandangan yang kelam, terhalang untuk taat dan tunduk kepada-Nya, terjebak dalam dosa, tekad yang lemah, serta tidak merasakan kenikmatan ibadah. Jika engkau ingin melihat hukuman Allah kepada mereka di dunia, maka Abi kisahkan kepadamu sebuah cerita yang ditulis oleh Syaikh Ibnu Athaillah.
Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang Bani Israsil yang taat kepada Allah, namun kemudian berpaling. Ia berkata, ”Ya Tuhan, betapa aku sering berbuat dosa kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menghukumku”
Lalu Allah swt mewahyukan kepada nabi pada masa itu untuk menyampaikan pada orang itu, ”Betapa aku sering menghukummu tapi kau tidak menyadarinya ? Bukankah telah Ku lenyapkan darimu kenikmatan zikir kepada-Ku dan manisnya munajat kepada-Ku ?”
Terkejut ?
Begitulah, Allah swt tidak akan memberikan keselamatan kepada orang yang menyakiti hambanya yang lain. Apabila dirasanya tidak ada hukuman yang menima dirinya, hartanya dan anaknya, mungkin hukuman itu terlampau besar sehingga ia tidak menyadarinya.
Berhati-hatilah anakku, jangan sampai tercabut kenikmatanmu beribadah, sehingga dengan demikian engkau merasakan ibadah sebagai suatu kegiatan yang membebani dan memberatkan.
Jika ciri-ciri dicabutnya kenikmatan itu ada padamu sekarang, takutlah engkau, dan cepatlah perbaiki.”
”Waaa…….”, tiba-tiba anakku lari berwudhlu kemudian shalat. Rupanya sampai jam 20 ia belum shalat isya.
Selesai shalat aku bertanya kepadanya, ”Anakku, kenapa engkau shalat dengan tergesa dan berlari ? Bukankah Tuhanmu tidak akan meninggalkanmu ?”
”Abi……, aku takut jika bercengkrama dengan abi telah melalaikanku dari shalat Allah, sehingga Allah menghukumku dengan mencabut kenikmatan shalat kepada-Nya. Tapi ahhamdulillah, shalatku masih nikmat……”
Alhamdulillah (segala puji bagi-Mu ya Allah), yang masih menanamkan biji keimanan dan kenikmatan beribadah kepada anakku. Semoga biji itu tumbuh membesar sehingga tak pernah lagi mengecil. Amin.