Potensi Kekayaan Alam
oleh Ahmad Sarwat.
Indonesia negeri yang punya banyak potensi kekayaan alam. Ungkapan ini di satu sisi bikin kita bangga. Tapi di sisi lain, seringkali kita kecele dibuatnya.
Gara-gara ungkapan ini tidak sedikit di antara kita yang berpikir bahwa kekayaan yang dimaksud ada uang hasil cetakan yang sudah jadi, berkarung-karung jumlahnya.
Padahal perlu dipahami bahwa kata ‘potensi’ itu maksudnya punya kemungkinan untuk bisa diolah. Kenyataannya belum diolah sama sekali, baru sekedar potensi dan bukan hasil yang siap dinikmati.
Misalnya, katanya kita pernah punya potensi cadangan minyak bumi yang banyak. Bangga sih dengan ungkapan semacam itu. Tapi begitu tahu kenyataannya, bahwa minyak bumi itu tidak begitu saja jadi pom bensin, karena harus diolah dulu panjang kali lebar, barulah kita sadar bahwa kita ini sebenarnya tidak kaya-kaya amat.
Apalagi konon cadangan minyak bumi kita sudah mulai habis.
Apalagi untuk mencari minyak kudu mengadakan eksplorasi yang mahal sekali harganya. Hanya perusahaan raksasa minyak kelas dunia saja yang punya duit segambreng untuk membiayai pencarian ladang minyak. Kalau berhasil alhamdulillah, tapi kalau gagal ya nauzdubillah.
Kita punya laut yang luas dan asin airnya. Benar di beberapa tempat air laut itu bisa diolah jadi garam. Tapi air laut bukan garam siap saji yang ada di atas meja. Masih panjang jalannya dari air laut untuk bisa jadi garam meja. Masih perlu diolah panjang kali lebar.
Apalagi akhirnya kita tahu bahwa negeri penghasil dan pengekspor garam ternyata punya garam bukan dari mengolah air laut jadi garam, tetapi memang punya gunung yang terbuat dari garam dan siap jadi. Enak juga mereka, tinggal ngambil saja dan langsung dijual. Ibaratnya mirip pasir yang keluar dari perut Gunung Merapi, tinggal bawa beko terus dikeruk begitu saja.
Maka kalau zaman SD sering diceritakan bahwa negeri kita ini kaya, mungkin sudah boleh diganti kurikulumnya. Paling tidak bahan ajarnya disesuaikan. Tidak, negeri kita ini sesungguhnya tidak kaya-kaya amat. Sebab meski punya banyak potensi, tapi bukan berarti semua itu ready for use, tidak tinggal pakai, tidak tinggal ambil dan tidak tinggal comot. Semua masih perlu diolah lagi lewat jalan yang panjang.
Pada akhirnya siapa yang pandai mengolahnya itulah yang paling untung. Jadi yang penting itu bukan potensi alamnya, tetapi potensi sumber daya manusianya lah yang pada akhirnya menentukan.
Asalkan potensi sumber daya manusianya baik dan dikembangkan terus menerus, insya Allah kita mampu hidup dalam berbagai keadaan. Bahkan meski negeri kita tidak punya potensi kekayaan alam sekalipun.
CATATAN :
- Alam memang potensial, tapi kalau tidak diolah, nyaris tidak terlalu banyak memberikan hasil.
- Untuk bisa mengolah potensi alam, yang penting dikerjakan adalah mengolah manusianya dulu, baru nanti alamnya bisa kita olah.
[]