selasa, 27 september 2022 ( sekar 3 Penatalaksanaan Kasus Obstetri dan Ginekologi sesuai dengan SKDI (Kompetensi 4))

Pada hari ini tepat di jam 9 pagi kami memulai seminar pakar bersama kedua narasumber yang tidak kalah seru dan hebat dengan narasumber sebelumnya. Pertemuan kali ini di moderatori oleh dr. Astrid F Khairani, M.Kes, Ph.D, tidak lama dari pembukaan dokter astrid langsung memperkenalkan kedua narasumber bersamaan dengan waktu yang telah ditentukan untuk sekar dan topik yang akan dibicarakan yaitu

Pukul 09.00 – 09.30: Penatalaksanaan Kasus-kasus Obstetri sesuai dengan SKDI (Kompetensi 4) oleh dr. Windi Nurdiawan, Sp.O.G, Susbp.Obginsos, M.Kes

disini beliau membahas beberapa penyakit juga penatalaksanaan yang perlu di pahami oleh kompetensi dokter umum sebagai nanti latar belakang praktiknya nanti setelah menjadi dokter umum. Dari beberapa penyakit sesuai dengan SKDI (standar kompetensi dokter indonesia) dimana didalamnya terdapat beberapa masalah penyakit atau kesehatan laiannya sesuai dengan sistem yang dibahas untuk dijadikan sebagai acuan mengurangi masalah-msalah kesehatan tersebut. Didalamnya juga terdapat beberapa penyakit sesuai dari tingkatan derajat masalah di masyarakat. seperti penjelasan singkat dibawah ini

SKDI (Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia) Sistematika Keseluruhan penyakit di dalam daftar dibawah ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.

Tingkat kemampuan yang harus dicapai adalah sebagai berikut:

Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan  Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk  Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat  Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

3B. Gawat darurat  Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

Berdasarkan penyakit :

  1. Sistem saraf
  2. Psikiatri
  3. Sistem indra
  4. Sistem respirasi
  5. Sistem kardiovaskular
  6. Sistem gastrointestinal, hepatobilier, dan pankreas
  7. Sistem ginjal dan saluran kemih
  8. Sistem reproduksi
  9. Sistem endokrin, metabolik, dan nutrisi
  10. Sistem hematologi dan imunologi
  11. Sistem muskuloskeletal
  12. Sistem integumen
  13. Ilmu kedokteran forensik dan mediko legal

Dari penjelasan diatas dr windi mengambil beberapa penyakit yang beliau sampaikan terkait dengan skdi 4A yaitu :

  1. anemia defisiensi besi pada ibu hamil
    1. Dimana pada kasus ini banyak sering kali terjadi karena faktor-faktor risiko kurangnya mengonsumsi preparat besi yang dapat menyebabkan risiko hb ibu dan ferritin juga lainnya mengalami  penurunan maka dari itu, faktor-faktor diatas perlu di skrining seiring pencegahan munculnya anemia defisiensi besi pada ibu hamil di setiap trimester nya
  2. ruptur perineum
    1. kondisi ini terjadi jika adanya rejanan ketika proses melahirkan yang menyebabkan ribeknya dinding perineum yang hingga bisa sampai ke anus hal tersebut perlu dicegah dengan beberapa kondisi
  3. abortus
    1. didefinisikan sebagai berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar perut tanpa mempersoalkan penyebabnya . Dan abortus ini juga di bagi menjadi beberapa bagian
  4. persalinan
    1. Pada persalinan ini kita perlu mengetahui adanya persalina  normal itu memiliki tahap-tahap yang lumayan sulit dan perlu juga mengetahui kala-kala persalinan
      1. kala I (kala pembukaan jalan lahir)
      2. kala II (kala persalinan atau kelahiran janin)
      3. kala III (kala lahiran plasenta)
      4. kala IV (kala setelah lahir plasenta – 2 jam setelahnya)
    2. selain itu, kita juga perlu mengetahui posisi bayi di dalam perut sudah masuk panggul atau belum, dilihat dari kepala dimana, punggung dimana dan lainnya
  5. engagement

sekar penatalaksaan obstetri (skdi 4) dr windi

Pukul 09.30 – 10.00: Penatalaksanaan Kasus-kasus Ginekologi sesuai dengan SKDI (Kompetensi 4) oleh dr.Andi Kurniadi, Sp.O.G, Subsp.Onkogin

Saat dr andi ingin memulai presentasi saya merasa senang sekali dan sangat bersemangat mendengarkan paparan materi dari beliau karena sekar kali ini diisi juga oleh dokter tutorial saya yaitu tepatnya kelompok 9 reproductive system.

Diatas dokter windi membahas mengenai obstetri dan untuk kali ini dr.andi membahas bagian penatalaksanaan yang ginekologinya. Jika masih ada yang bingung mengenai apa itu perbedaan dari obstetri dan ginekologi dalam blok RPS ini, berikut sedikit penjelasannya : Obstetri fokus dalam penanganan kehamilan dan persalinan, sedangkan ginekologi fokus dalam penanganan masalah organ reproduksi wanita. Dengan demikian dalam buku SKDI (standar kompetensi dokter indonesia) kami yang insyaallah selaku calon dokter umum perlu mampu  memahami dan melaksanakan SKDI 4 baik itu 4a atau 4b untuk persiapan membantu pasien di lapangan nanti. Karena dengan menguasai betul-betul skdi 4 ini para dokter umum dapat membantu dokter-dokter peneliti ataupun dokter spesialis yang butuh bantuan kepada dokter umum atau pelayanan kesehatan lainnya dalam menurunkan tingkat epidemiology penyebaran atau kematian karena penyakit-penyakit tertentu.

Diginekologi ini dr.andi membahas beberapa penyakit yang perlu di garis bawahi calon dokter umum mampu memahami dan menguasai tata laksana penyakit-penyakit tersebut. Apa saja penyakitnya? mari kita bahas sedikit .

Pada penyakit ginekologi ada beberapa penyakit di luar infeksi pada vagina seperti preaclampsia, eklampsia dll. akan tetapi, karena dilapangan sendiri infeksi pada vagina itu lebih banyak di temui dibandingkan penyakit-penyakit selain infeksinya baik itu infeksi menular seksual atau tidak. Infeksi menular seksual (IMS) yang dibahas kali ini adalah skdi 4 juga selain 4 tetapi, yang sering sekali ditemui dilapangan yaitu

  1. vaginal discharge (duh/cairan) – yang nantinaya infeksi ini bisa menjadi komplikasi juga ke penyakit infeksi lain. Salah satu discharge yang sering ditemukan adalah leukorea dimana Leukorea adalah Keputihan (white discharge, fluor albus, leukorea) merupakan istilah untuk setiap cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genitalia wanita yang tidak berupa darah
  2. bacterial vaginosis – didala vagina itu umumnya terdapat flora normal bakteri vagina yang hidup disana salah satunya adalah lactobacillus acidophilus beserta teman-temannya. Ketika flora normal ini terdapat peningkatan karena faktor-faktor risiko tertentu itu dapat membuat bacterial vaginosis ini terjadi. Jadi si wanita akan mengalami duh/cairan putih yang keluar dari vagina lebih banyak ataupun tanda dan gejala lainnya
  3. candidiasis – suatu penyakit yang disebabkan oleh Candida albicans yang hidup di kisaran vagina
  4. Trichomoniasis – adalahpenyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat dicegah dengan perilaku seksual yang aman, yaitu tidak bergonta-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom.
  5. cervicitis – ini dibagi menjadi 2 ada acute cervicitis ( ada yang menular lewat sexual transmission  atau tidak . selain acute juga ada chronis cervicitis
  6. Sexual trasmitted disease (STD) – infeksi yang disebabkan karena penularan dari sexual – ada gonorrhoeae (Infeksi bakteri menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Ini sering mempengaruhi uretra, rektum atau tenggorokan), chlamydia (Infeksi menular seksual yang umum disebabkan oleh bakteri. Tidak ada gejala pada tahap awal, tetapi dapat menyebabkan masalah kesehatan pada tahap selanjutnya.), herpes simplex (Infeksi yang disebabkan oleh virus HSV. Ada dua jenis Herpes Simplex Virus (HSV): HSV-1 -biasanya menyebabkan lepuh di sekitar mulut dan bibir. HSV-2 – biasanya menyebabkan lepuh di sekitar alat kelamin dan rektum.).

sekar 3 penatalaksanaan ginekology ( skdi 4) dr andi kurniadi

Dari penyakit-penyakit diatas bagi saya itu menarik sekali untuk dipeljari lebih lanjut karena saya anggap saya pribadi sebagai perempuan perlu mengetahui bebrbagai penyakit diatas sebagai bahan reminder juga edukasi baik sebelum nikah ataupun setelahnya.

Setelah pemaparan materi tsb. dilanjutkan diskusi sampai selesai

Pukul 10.00 – 10.30: Diskusi

Moderator: dr. Astrid F Khairani, M.Kes, Ph.D