Kuliah Umum Perdana Blok 3P (People, Planet, and Prosperity)
Kegiatan kuliah umum P3 dilaksanakan pada hari kamis, 6 Oktober 2022. Mahasiswa diharapkan untuk sudah berkumpul pada sekitar pukul 9.00 pagi di C4.1.1 agar acara dapat berjalan secara lancar. Pada sekitar pukul 9.45 pagi, rangkaian acara dimulai dengan pembukaan dan pengenalan pembicara.
Pembicara pertama adalah dr. Dicky Budiman yang bekerja di Centre for Environment and Population Health. Materi pada pemaparan pertama memiliki tema Introduction to Global Health. Untuk masuk ke dalam Global Health usahakan untuk memiliki pengalaman yang berbeda dan minimal pendidikan master degree, misal international health. Sejak mahasiswa pun, perlu untuk aktif dalam organisasi dan belajar menyampaikan pendapat.
Sebelumnya, global health intinya adalah menangani masalah kesehatan dunia. Saat ini global health berdasar pada “our planet, our health” dengan berbasis pada one health. Alasan kita perlu belajar global health, yaitu adanya masalah global yang meningkat, munculnya penyakit-penyakit baru, dll.
Dikarenakan keterbatasan waktu, pemaparan pertama dicukupkan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pemaparan kedua dari dr. Dian yang bekerja di kantor staff presiden. Pemaparan kedua memiliki materi terkait dengan peranan Indonesia: Membangun Arsitektur Kesehatan Global. Banyak perubahan yang terjadi di sektor kesehatan global, salah satunya dikarenakan pandemi COVID-19, tetapi dari banyaknya dampak negatif (krisis kesehatan, krisis ekonomi) yang disebabkan, kita perlu untuk belajar dari pengalaman tersebut seperti bagaimana membentuk sistem kesehatan baik global maupun nasional yang lebih siap dan lebih baik, serta bagaimana cara merumuskan pemulihan yang transformatif.
Saat ini, masih terdapat beberapa masalah dalam proses pemulihan dari COVID-19 seperti misalnya pemulihan yang tidak merata baik dari kesehatan dan juga ekonomi. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki sumber daya, sarana dan prasarana, ketersedian finansial dan kemampuan yang berbeda-beda, misalnya dalam jumlah ketersediaan vaksin. Dampaknya, semakin sebuah negara terbelakang maka negara tersebut akan memiliki masalah dan krisis yang lebih besar dalam sektor kesehatan dan ekonominya.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar negara untuk bersama-sama merumuskan pemulihan dari COVID-19. Namun, hal ini masih berbenturan dengan berbagai tantangan seperti belum ada protokol global, belum ada kerja sama internasional, arsitektur kesehatan global yang lambat. Maka dari itu penguatan arsitektur kesehatan global perlu menjadi prioritas yang harus segera dilakukan. Menanggapi hal tersebut Indonesia, melalui presiden, mengajak negara-negara untuk dapat menguatkan arsitektur kesehatan global. Arsitektur kesehatan global sangatlah penting dikarenakan dunia mungkin akan kembali menghadapi risiko pandemi yang magnitudenya tidak terbayangkan sehingga haruslah ada konektivitas antara sistem kesehatan negara-negara dengan semangat kooperatif untuk dapat menanggulanginya. Hal ini bertujuan untuk membuat sistem kesehatan global yang lebih baik dan tangguh.
Dalam presidensi G20: agenda prioritas kesehatan:
1. Memperkuat ketahanan sistem kesehatan global
- Menyusun dan memmbangun mekanisme Global Health Fund
- Membuka akses penanggulangan darurat kesehatan
- Membentuk platform genome sequence data secara global
2. Harmonisasi standar
protokol kesehatan global
- Membentuk keseragaman di seluruh dunia terkait PCR, karantina, dan protokol lainnya.
- Membuka mobilitas antar negara sehingga membentuk konektivitas sistem kesehatan untuk perjalanan internasional.
- Megadaptasi sistem protokol kesehatan global sehingga bisa menjadi seperti protokol imigrasi yang memiliki standar yang sama di seluruh dunia.
- Salah satu bentuk contohnya, yaitu data PeduliLindungi di Indonesia yang telah terintegrasi dengan aplikasi Tawakkalna milik dari Arab Saudi.
3. Pengembangan manufaktur global dan pusat pengetahuan pandemi untuk pencegahan kesiapsiagaan dan respons.
- Seluruh negara diharapkan memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi kemungkinan pandemi yang akan datang.
- Terdiri dari ekspansi manufaktur global untuk vaksin, diagnostik, dll.
Dari agenda yang diusung Indonesia tersebut bertujuan agar kerjasama kesehatan antar negara semakin solid dan agar modal dunia juga mulai digerakkan semakin kuat ke arah investasi di sektor kesehatan.
“If you want to go fast you can go alone but if you want to go far then you need to go together”
Saat ini, terdapat konsekuensi program dan terobosan selama masa pandemi covid-19, yaitu implementasi program sesuai dengan protokol kesehatan dan realokasi
serta refocusing anggaran pemerintah. Selain itu, dengan pandemi Covid-19 juga mendorong terobosan strategi program prioritas nasional berupa:
- Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
- Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program (integrasi, kolaborasi)
- Shifting dari paradigma sakit ke paradigma sehat
- Memberdayakan kekuatan dalam negeri & potensi lokal
- Menggerakan keterlibatan masyarakat dan gotong royong
Adapun tantangan sektor kesehatan yang masih dialami di Indonesia adalah terkait dengan tatakelola, sumber daya manusia kesehatan, layanan kesehatan, logistik kesehatan, health financing, dan informasi kesehatan.
Secara keseluruhan inovasi yang diperlukan adalah adanya global network of knowledge dan digital health. Diperlukan juga restrukturisasi arsitektur kesehatan global dan transformasi sistem kesehatan nasional. Sebagai penutup, bagaimanapun juga arsitektur kesehatan global merupakan suatu komponen penting untuk terpenuhinya target sustainable development goals (SDG) 2030. Setelah pemaparan selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Setelah itu, kembali dilanjutkan dengan pemaparan pertama yang sempat terpotong. Dipaparkan alasan lain harus belajar global health yaitu karena adanya korelasi antara kesehatan dan perkembangan, adanya banyak ancaman terhadap kesehatan global, dibutuhkannya berbagai peran dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda untuk bekerja sama. Selain itu, global health dibutuhkan dikarenakan adanya ancaman pandemi atau epidemi yang berpotensi menjadi semakin sering. Saat ini ada banyak tantangan yang urgent untuk dihadapi oleh kesehatan global seperti terjadinya perubahan iklim, diperlukannya ekspansi akses terhadap obat-obatan, dibutuhkannya persiapan untuk menghadapi pandemi, meningkatkan kepercayaan publik, dll.
Seorang professional dalam global health akan bekerja secara internasional untuk mengembangkan program kesehatan untuk semua populasi yang membutuhkan. Hal ini termasuk menjadi social workers bagi para pengungsi dan bahkan dapat terlibat dalam misi penyelamatan sandera dengan bernegosiasi dan melobby, seperti pada kasus Krisis Mayi Marmara. Selain itu, professional dalam global health juga dapat membantu untuk memperbaiki kesehatan di negara lain dan memberikan perlindungan ataupun pemulangan bagi pekerja Indonesia yang ada di luar negeri. Menjadi seorang global health professional perlu untuk terus mengupdate diri melalui seminar-seminar di berbagai forum baik sebagai peserta atau lebih baik lagi sebagai pembicara. Global health juga dapat terkait dengan perjuangan diplomasi kesehatan dan media global. Maka dari itu, seorang global health professional tidak hanya dibutuhkan oleh satu negara, tetapi juga negara-negara lain atau bahkan organisasi internasional. Seorang global health professional dapat juga terlibat dalam penulisan buku, WHO guidelines, serta penyusunan naskah organisasi-organisasi multilateral (ASEAN, OKI, UNDP, dll.). Sebagai closing statement, berkuliah di pendidikan dokter bukan hanya terbatas sebagai dokter klinis saja tetapi juga terdapat berbagai pilihan karir yang dapat ditempuh. Setelah sesi pemparan selesai kembali dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Rangkaian acara diakhiri dengan dokumentasi dan penutupan.