Tanggung Jawab Bersenang-senang
Punya istri CANTIK itu PENTING supaya betah di rumah.
Punya istri PINTAR itu PENTING supaya bisa membantu mendidik anak-anakku.
Punya istri SHOLEHAH itu PENTING supaya tentram dunia akhirat.
Tapi yang terpenting itu KETIGA nya AKUR.
Ini becandaan lho yaa, bukan hikmah. Tapi bukan berarti ngga ada benernya juga kan?
Mungkin akan ada yang merespon, Huuu mau enaknya sendiri tuh. Pengen poligami tuh.
Dah lah, para cowo mah ngga usah mimpi mo poligami dengan tenang di jaman sekarang mah. Baru jadi status FB aja udah bikin rame. Kalo punya nyali ya palingan ujung-ujung nya kan nikah siri. Mau tenang dari mana, kalau menggilir istri serasa jadi maling aja ? Menjalankan kewajiban sebanyak itu dikira enak sendiri. Jamannya udah beda, mo ngarepin perempuan shaleha ? Mana ada yang rela di poligami ? Ooh ada ?!? Ada …
Wajar tidak suka, sudah ngga jaman sih.
Sama seperti perang, jaman sekarang mana ada lagi yang suka, selain main perang-perang di mobile legend?
Setiap masa ada trend nya.
Budaya poligami itu tidak berdiri sendiri. Ada seperangkat adat, aturan, kebiasaan dan norma-norma yang mendukung tegaknya poligami itu. Kalo hitungan jumlah, sebenarnya jaman sekarang harusnya para cowok tuh berpoligami lah, karena pasti jumlah perempuan sudah sangat lebih banyak dibandingkan perempuan pada masa poligami itu masih ngetrend. Tapi sekarang ini perangkat adat, dan kebiasaannya yang udah nggak ada, selain faktor hal yang membuat laki-laki sulit mencari nafkah.
Dan kalo bicara salut-salutan, maka saya salut sama laki-laki yang bisa berpoligami karena dia berani utk menanggung resiko tanggung jawab besar dan berat pada istri yang lebih dari satu itu. Antara dia sudah punya perekonomian yang mapan atau dia bisa meyakinkan istri-istrinya untuk bersama dalam suka duka.
Masalah kecemburuan istri, yang tidak rela berbagi suami, saya fikir wajar karena manusia punya ego, ingin yang terbaik, dan mau enak sendiri. Itu sisi manusiawi. Tinggal bagaimana meyakinkan bahwa kebersamaan itu membawa kebaikan, baik untuk suami maupun istri. Jadi pelaku poligami itu, kalo bukan orang baik banget, ya bajingan banget. Seperti orang yang ada di penjara, itu pun ada ‘ulama dan ada penjahat.
Saya bukan pendukung maupun penentang poligami. Bagi saya pernikahan itu sudah ditetapkan Allah. Apa yang sudah ditetapkan Allah, mana bisa ditolak? Di rusak sih bisa.
Jadi tolong, jangan pandang poligami ( baca : pernikahan ) hanya sekedar masalah pemenuhan birahi laki-laki, tanpa mengingat unsur tanggung jawab dan … rezeki dari Allah. Kalau saya menentang poligami, itu menentang keputusan Allah kan. Kalo saya mendukung,… lha buat apa mendukung sesuatu yang sudah pasti ?! Biasanya kan yang perlu dukungan tuh yang belom pasti-pasti. Kayak belom pasti jadi presiden atau jadi mentri… nah butuh dukungan tuh. 😃
Biasanya pria berpoligami dengan yg lebih muda dan lebih menarik secara fisik. Benerkan bos? Gak mungkin dech pria mau menikahi wanita yg lebih buruk dari paras istrinya yang sudah ada. 🤭🙏
Manusia ada kesamaan juga ada kekhasan. Laki-laki dan perempuan pun pasti ada persamaan selain ada perbedaan. Cara pandang laki-laki pun begitu, ada yang sama ada yang berbeda. Biasanya pria berpoligami dengan yang lebih muda,… tapi Rasulullah membuktikan sebaliknya. Yang muda cuma ummul mu’minin ‘Aisyah kan?!
Yang cantik … hmm, saya lihat rata-rata ustadz itu istrinya cantik-cantik yaa… 😁
Rada susah nih untuk menjawab kenapa lebih suka yang cantik… tapi… sepertinya ini pun karena hal manusiawi pula, bahwa : manusia itu suka keutamaan, keindahan, kelebihan, kebaikan dan positif lainnya.
Tapi bisa jadi khan seseorang tidak mempermasalahkan paras yang tidak cantik karena lebih cenderung pada kelembutan perangainya, kaya, pinter nyanyi atau jago masak. Kekurangannya di satu sisi, tertutupi oleh kelebihannya di sisi lain.
Jadi ingat yaa, serapat-rapatnya abang menyimpan bini muda, lama-lama tua juga. 🤣
{ eh itu sih peringatan buat cowok }