Debat Untuk Beli Mobil
oleh Ahmad Sarwat.
Tahun 2009 saya beli mobil pibadi secara tunai. Ada dua pilihan saat itu antara Honda Jazz dan Toyota Yaris.
Keduanya memang sekelas dan saingan ketat. Awalnya saya ke showroom Honda, lihat-lihat dan tanya ini itu kepada penjualnya.
Saat itu saya dilayani SPG. Cantik, menarik dan banyak lah yang ngelirik. Tapi saya bukan lagi cari istri, tapi saya mau beli mobil. Maka saya tidak butuh narasi dan promosi aneh-aneh. Juga tidak butuh debat publik yang isinya cuma saling serang.
Pertanyaan saya fokus pada hal-hal yang sangat teknis. Sayangnya mbak-mbak cantik itu menjawabnya mirip debat calon presiden, yang sama sekali tidak menjawab detail kebutuhan informasi saya. Lebih seperti debat kusir yang tidak penting.
Untuk second opinion, saya pindah ke showroom Toyota. Entah bagaimana, yang melayani saya sales yang nampak sekali tahu masalah. Semua masalah teknis njlimet yang saya lontarkan, dijawab dengan pilihan-pilihan logis dan informatif. Tidak memuji habis produknya, tapi kasih wawasan-wawasan saja.
Iseng saya tanya gini,”Mending saya beli Honda Jazz atau Toyota Yaris ini saja?”.
Dia jawab kedua mobil itu sama-sama punya keunggulan. Jazz unggulnya ini dan itu, Yaris unggulnya ini dan itu. Tapi keduanya punya keterbatasan yang khas. Pilihan kembali sepenuhnya ke saya.
Penjualnya tidak cantik karena dia laki-laki dan tidak sebagai laki-laki juga kurang ganteng. Cenderung -maaf- jelek di mata saya. Bicaranya tidak terlalu lancar. Malah agamanya juga bukan Islam.
Tapi yang dia sampaikan fakta, rasional dan tidak maksa, apalagi menjelekkan produk pesaing. Jadi beli apa nggak jadi beli, dia santai saja. Tidak main ancam kayak SPG sebelumnya.
Maka akhirnya saya beli Toyota Yaris, yang sekarang sudah 10 tahun menemani saya kemana-mana. Bahkan ketika saya nambah mobil baru untuk istri, Yaris tidak saya jual. Tetap menemani saya dan istri, masih terus rutin saya kendarai.
Maklum lah, saya tinggal di Kuningan, di tengah-tengah kepungan ganjil genap pagi dan petang. Kebetulan plat nomor masing-masing ganjil dan genap.
Pilihan saya tidak berubah sejak awal. Bahkan ketika ada yang baru, yang lama tetap masih terawat. Tidak ada istilah 2019#GantiMobilBaru.
Malah ketika saya iseng bilang ke istri untuk kita jual saja ganti yang baru, istri saya menolak. Jangan dijual, kita punya sejuta kenangan di Yaris merah itu.
Waduh melow juga nih istriku.
[]