Tuhan Semesta Alam

Posted by Derry Adrian Saleh on November 21, 2022 in Ahmad Sarwat |
oleh Ahmad Sarwat
Di dalam surat Al-Fatihah Allah SWT menyebut diri-Nya sebagai tuhan semesta alam (رب العالمين).
Ada banyak versi tafsir yang berbeda tentang alam apa saja yang dimaksud. Misalnya ada alam manusia, alam malaikat, alam jin dan alam syetan.
Tapi ada versi lain yang menarik perhatian saya, yaitu dijabarkan semesta alam itu maksudnya empat macam alam yang telah, sedang dan akan kita lewati sebagai manusia, yaitu alam rahim, alam dunia, alam barzakh dan alam akhirat.
Agak berbeda dengan konsep reinkarnasi bahwa orang mati akan kembali lagi ke dunia menjadi bentuk yang lain, konsep dalam Islam sebagaimana tertuang dalam ayat kedua dari Al-Fatihah ini semacam penggambaran perjalanan setiap manusia yang akan berpindah-pindah alam.
Konsepnya pindah dari alam yang satu ke alam yang lain, bukan berubah wujud menjadi makhluk yang lain.
1. Alam Pertama : Alam Ruh atau Alam Rahim
Setiap manusia mengawali perjalanannya mulai sejak dikandung di dalam perut ibunya. Dan karena secara fisik, janin itu adanya di dalam rahim, wajar kalau sebutannya alam rahim.
Di fase alam rahim ini, setiap manusia itu berstatus muslim, tidak ada yang kafir atau ingkar. Terjadi dialog antara dirinya dengan Tuhannya sebagaimana tertuang dalam ayat ini :
ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (QS. Al-Araf : 172)
Kesimpulannya, semua manusia selagi masih di alam rahim ini masih muslim semuanya. Nanti begitu pindah ke alam dunia, awalnya pun juga masih muslim.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, kedua orang tuanya akan menggiringnya menjadi kafir, entah itu jadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Nabi SAW sendiri yang menegaskan hal itu :
ما مِن مَوْلُودٍ إلّا يُولَدُ عَلى الفِطْرَةِ، فَأبَواهُ يُهَوِّدانِهِ أوْ يُنَصِّرانِهِ، أوْ يُمَجِّسانِهِ
Tidak ada anak kecuali dia lahir sesuai dengan fitrahnya (muslim), dan orang tuanya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR. Bukhari)
2. Alam Kedua : Alam Dunia
Begitu bayi manusia lahir, mulailah petualangan baru dan pindah alam, yang kemudian disebut sebagai alam dunia.
Sebenarnya Allah SWT masih memberi perpanjangan waktu, argo belum mulai dijalankan sehingga kita masuk usia baligh. Ibarat kata bila sebelum baligh keburu dipanggil, belum harus mempertanggung-jawabkan apa pun.
Jadi proses di alam dunia yang kita semua lagi berada ini lebih tepat dimuali sejak usia baligh. Disinilah tempat kita beriman dan beramal serta menjalankan syariah dari Allah.
Apapun yang kita lakukan di alam yang kedua ini, hasilnya akan sangat menentukan nasib kita di alam-alam selanjutnya. Kan kita masih akan melewati dua alam lagi.
Memang di alam dunia ini setiap manusia diberi hak independensi sepenuhnya.
Seratus persen merdeka, mau ngapain aja bisa. Kalau pun melakukan kesalahan, di dunia ini tidak harus selalu ada hukuman.
Di alam dunia inilah Allah menurunkan Wahyu, agama dan syariat-Nya. Tapi manusia boleh pilih kok.
Bagus sekali kalau bisa mencari bekal dengan cara beriman dan beribadah. Tapi rugi sekali kalau hanya diisi dengan kufur dan maksiat.
3. Alam Ketiga : Alam Barzakh
Alam yang akan dilewati berikutnya adalah alam barzakh, yang sering juga disebut dengan alam kubur, karena secara fisik orang yang meninggalkan alam dunia ini masuk kuburan.
Namun tentu saja alam kubur itu bukan kuburan. Sebab tidak semua orang yang mati pasti masuk kuburan. Banyak yang mati tidak dikubur tapi jasadnya dikremasi, bahkan ada juga yang dimumi macam jasad Fir’aun di Mesir.
Kira-kira sekarang ini, Firaun lagi ada dimana ya? Masih di alam dunia kah dia? Atau kah sudah masuk alam Barzakh?
Secara fisik jasadnya sih masih di alam dunia, yaitu di National Museum of Egyptian Civilization (NMEC) Cairo Mesir. Tapi jiwa dan ruhnya sudah di alam lain yaitu di
alam Barzakh.
Alam Barzakh ini meski sifatnya sementara namun kalau dihitung-hitung sebenarnya cukup lama juga durasinya. Solanya baru berakhir ketika nanti terjadi kiamat yang entah di tahun berapa.
Hitung saja si Firaun tadi, sudah berapa lama dia di alam Barzakh sana? Sejak kematiannya yang diperkirakan sudah kurang lebih 3.500 tahun sampai hari ini. Kalau sampai kiamat pastinya tambah lama lagi, bukan?
Wah lumayan lama juga durasi alam Barzakh itu. Minimal kalau dibandingkan dengan durasi hidupnya yang cuma 90 tahunan menurut perkiraan para sejarawan.
Menariknya, Firaun di usia gaek kayak gitu kok ya gitu masih kuat ngejar-ngejar Nabi Musa lewat Laut Merah. Minum jamu apa ya?
4. Alam Keempat : Alam Akhirat
Inilah alam persinggahan terakhir dan bersifat abadi buat kita manusia. Dimulai dari sejak dibangkitkan, lalu ada pengadilan dan hisab, kemudian proses pemilahan antara masuk surga atau masuk neraka.
Yang matinya dalam keadaan tidak beriman dan kafir, jelas akan langsung digiring ke neraka. Tidak ada cerita surga buat mereka.
Sedangkan yang mati dalam keadaan beriman, sebagian ada yang langusng bablas digiring ke surga. Semoga kita termasuk disitu, Amin.
Tapi . . . .
Tapi sebagian lagi ternyata harus lewat neraka dulu. Buat apa? Kan matinya beriman?
Ternyata antara iman dan amal itu dibedakan. Mati beriman memang dapat jaminan masuk surga, tapi kalau amalnya tekor, tetap kudu dibalas dulu di dalam neraka, demi untuk menebus kesalahan yang belum sempat diampuni di alam dunia.
Tapi tenang saudara-saudara, asalkan matinya dalam keadaan beriman, insyaallah pada akhirnya akan dikeluarkan juga kok dari neraka dan dimasukkan ke surga.
Tinggal hitung saja kira-kira berapa lama transit di nerakanya. Logika sederhananya, berapa lama manusia beriman tapi tetap harus digebukin dulu di neraka memang tergantung seberapa banyak dan berat sisa dosanya.
Ada yang dosanya cuma sedikit dan ringan, sebelas dua belas dengan jumlah pahalanya. Jadi tetap masuk neraka tapi sebentar saja. Anggaplah pagi masuk neraka direbus atau dipanggan, tapi agak siangan dikit sudah boleh keluar tuh.
Kalau rada gosong-gosong dikit dan bau-bau sangit ya mohon dimaklumi saja lah. Namanya juga habis dibakar.
Kuncinya, kalau bisa sih kita sejak di alam dunia ini sudah mengantisipasi, jangan coba-coba numpuk dosa kebanyakan. Kalau pun ternyata sampai kena dosa, cepat-cepat dihapus, segera taubat dan minta ampun kepada Allah.
Mendingan gitu dari pada di alam akhirat sana pakai acara masuk neraka dulu, ribet dan panjang urusannya.
Apalagi mengingat bahwa setiap perpindahan dari satu alam ke alam lain tidak bisa diulang atau dikembalikan.
Al-Quran banyak menceritakan kasus mereka yang sudah di alam akhirat baru menyesal. Ingin rasanya bisa balik alam dunia untuk ambil bekal yang banyak.
وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). (QS. Al-Anam : 27)
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), (QS. Al-Mukminun : 99)
Tapi itu jelas tidak mungkin. Kalau sudah meninggalkan alam menuju ke alam lain, ya sudah tamat dan end game. Tidak ada cerita balik lagi ke dunia.
Maka ada juga yang menyesal kenapa waktu di alam dunia tidak jadi tanah atau debu saja.
يا ليتني كنت ترابا
Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”. (QS. An-Naba : 40)
[]

Tags:

Copyright © 2008-2024 Derry Adrian Saleh All rights reserved.
This site is using the Desk Mess Mirrored theme, v2.5, from BuyNowShop.com.