Mukjizat dan Karamah
oleh Ahmad Sarwat.
Para nabi ketika mendapatkan karunia berupa kejadian yang di luar kebiasaan, disebut dengan mukjizat.
Sedangkan para wali yang bukan nabi tetapi manusia biasa, kalau mengalami kejadian semacam itu disebut dengan karamah.
Namun baik mukjizat atau pun karamah umumnya sampai kepada kita hanya dalam bentuk kisah saja. Semakin jauh posisi kita dari waktu kejadian, semakin panjang riwayat kisahnya.
Sehingga wajar bila banyak orang yang tidak terlalu peduli dengan kisah mukjizat nabi dan karamah para wali. Soalnya kan memang tidak melihat langsung.
Maka mukjizat atau karamah hanya efektif buat mereka yang jadi saksi langsung. Kalau tidak lihat langsung, apalagi hanya diceritakan, bahkan sudah beda generasi, sudah tidak terlalu efektif lagi.
Jangankan karamah wali, mukjizat nabi pun banyak yang mengingkari. Salah satunya peristiwa Isra Mi’raj. Kebetulan memang tidak ada satu pun yang melihat prosesnya, baik dari kalangan kaum musyrikin Mekkah maupun dari kalangan para shahabat nabi sendiri.
Efeknya jadi rada terbalik dengan mukjizat di masa para nabi terdahulu. Begitu ada mukjizat, langsung banyak yang beriman. Para penyihir Firaun dulu langsung sujud kepada nabi Musa begitu tongkatnya berubah jadi ular besar dan memakan ular kecil.
Tapi Abu Jahal, Abu Lahab and the gank semakin ingkar begitu diceritakan mukjizat Isra’ Miraj. Soalnya hanya kisah dan tidak lihat betulan.
Seandainya proses nabi SAW diajak take-off oleh Jibril terbang dari Masjidil Haram menuju ke Masjidil Aqsha ditonton ramai-ramai orang seantero Mekkah, mungkin ceritanya jadi lain.
Boleh jadi banyak yang percaya kalau Muhammad SAW benar-benar seorang nabi. Apalagi misalnya mereka sempat melihat bagaimana tubuh Beliau SAW terbang berputar-putar dulu di angkasa Mekkah sebelum melesat secepat kilat ke Utara.
Secara fisika, gerakan terbang secepat itu pastinya akan disertai dengan suara super sonic yang menggelegar di angkasa Mekkah. Karena efek materi membelah udara.
Itu kalau membayangkan Isra’ Mi’raj seperti perjalanan konvensional.
Tapi gara-gara sering nonton aksi Doktor Strange dan temannya Just Wong loncat kesana kemari antar dimensi lewat portal, saya jadi penasaran.
Masak nabi SAW isra mi’raj nya kayak gitu?
Kalau cuma pindah lewat portal kayak gitu, namanya pasti bukan ‘perjalanan di malam hari’.
Lagian itu juga bukan mukjizat. Soalnya Doktor Strange kan bukan nabi dan bukan wali. Kalau bukan mukjizat atau karamah, terus namanya apa?
Namanya dongeng.
Dikisahkan bahwa suatu siang Rabiah al-Adawiyah tengah berjalan di Kota Baghdad sambil menenteng air dan memegangi obor di tangan kirinya. Seseorang pun bertanya kepada beliau hendak dikemanakan air dan obor tersebut?
Rabiah al-Adawiyah pun menjawab: “Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air ini. Agar orang tidak lagi mengharapkan surga dan menakutkan neraka dalam ibadahnya.”
CAN YOU BELIEVE IT ?!?
.
[]